Kamis, 22 Oktober 2015

SERI CERITA RAKYAT WONOGIRI “KI CUROCONO DAN KI JEBUK” cerita rakyat Paranggupito


 
Makam Ki Curocono Di Desa Ketos Kecamatan Paranggupito

Pada jaman dahulu saat kerajaan Majapahit mengalami keruntuhan sekitar abad 15, seluruh pembesar kerajaan dan para punggawa ada yang mengelana diseluruh pelosok Jawa. Salah satu punggawa kerajaan Majapahit bernama Ki Curocono akhirnya sampai di pesisir selatan tepatnya di karangwungu Dusun parang Desa Paranggupito Kecamatan Paranggupito.

Senin, 19 Oktober 2015

SERI CERITA RAKYAT WONOGIRI “LEGENDA LUWENG BORAMPO” Cerita Rakyat Paranggupito

Luweng Borampo Paranggupito

Mbah Glemboh seorang petani yang rajin bekerja hingga lupa waktu. Bahkan karena kecapekan, Mbah Glemboh sering tidak pulang dan tidur di ladang. Meski demikian, istrinya tetap setia dan tiap hari mengirim makanan untuknya. Karena ladang yang luas dan berbukit, sang istri kadang-kadang tidak bisa menemui Mbah Glemboh, hanya menyuruhnya untuk meletakkan makanan di gubug di ladang. Saat mengirim makanan, isterinya kadang tidak bertemu, hanya mendengar suaranya untuk meletakkan makanan di gubug.

Senin, 12 Oktober 2015

Mengenal Lebih Dekat Museum Karst Indonesia Kecamatan Pracimantoro Kabupaten Wonogiri



Museum Karst Indonesia
Museum Karst Indonesia merupakan wahana tempat memamerkan segala hal tentang batuan dan kawasan karst mulai dari sejarah geologi, kehidupan pra sejarah, hingga kehidupan kawasan karst di era modern.

Senin, 05 Oktober 2015

Mengenal Lebih Dekat Kawasan Geo Park Gunung Sewu




 
kawasan karst gunung sewu geo area wonogiri
Pantai Sembukan Salah Satu Situs Geo Park Gunungsewu di Geo Area Wonogiri



Geo Park atau Taman Bumi Gunung Sewu merupakan kawasan karst seluas 1.802 km2 yang terbentang sepanjang 120 km dari Pantai Parangtritis Daerah Istimewa Yogyakarta hingga Teluk Pacitan Provinsi Jawa Timur. Kawasan ini berada di tiga wilayah kabupaten yaitu Kabupaten Gunung Kidul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Kabupaten Wonogiri Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Pacitan Provinsi Jawa Timur. Geopark Gunung Sewu juga telah ditetapkan sebagai situs warisan dunia dalam konferensi Asia Pasifik Geopark Global Network di Sanin, Kaigan, Jepang pada tanggal 19 September 2015.

Kawasan Geopark Gunung Sewu memiliki bentang alam karst tropis yang sangat fenomenal terdiri dari lebih 40 ribu bukit batu gamping dengan kekayaan flora, fauna, keindahan alam, dan keunikan ragam budaya masyarakat lokal. Ribuan bukit batuan gamping merupakan bukit kerucut (conical hills) dan bukit melengkung (sinusoid hills) menghiasi hampir seluruh kawasan geopark Gunung Sewu.
Dibagian selatan terutama pantai selatan memiliki topografi pundak berlereng curam yang berbatasan langsung dengan samudera Hindia. Bagian utara dibatasi oleh pematang pegunungan yang tersusun oleh gunung api, clastika asal gunung api, dan batuan beku sisa-sisa kegiatan gunung api purba.
Keindahan dan keunikan Geopark Gunung Sewu telah dikenal sejak lama bahkan telah gambarkan dalam sebuah lukisan oleh seorang doktor dari Jerman Frans Wilheim Junghuhn yang berkunjung di kawasan ini pada tahun 1851.

Sejarah Terbentuknya Geopark Gunung Sewu
Kawasan gunung sewu merupakan kawasan batuan gamping yang terbentuk 15 hingga 2 juta tahun yang lalu. Banyak dijumpainya  fosil hewan laut di kawasan Geopark Gunung Sewu, sehingga dapat disimpulkan bahwa kawasan ini merupakan laut kedalaman kurang lebih 40 meter yang terangkat kepermukaan, kemudian terbentuk morfologi seperti bukit, lembah, dan lekukan topografi yang sangat unik. Proses pembentukan kawasan di Gunung Sewu dikendalikan oleh struktur biologi, seperti patahan dan retakan yang memfasilitasi masuknya air hujan ke dalam lapisan batu gamping yang lebih dalam.
Pengangkatan batuan gamping ini ke atas permukaan air laut ini membuat batu gamping mengalami proses pelarutan oleh air membentuk bentang alam karst. Dengan demikian karstifikasi tidak hanya terjadi dipermukaan saja tetapi juga dibawah permukaan tanah, sebelum akhirnya membentuk sistem pergoaan. Selain itu, pelarutan selama ratusan tahun menghasilkan lorong-lorong goa dan berbagai hiasan atau ornamen goa, seperti stalactit, stalagmit, coloumn dan sebagainya.
Kawasan Geopark Gunung Sewu memiliki 33 situs kawasan warisan bumi yang terdiri dari 30 situs geologi dan 3 situs non geologi. Gunung api purba formasi Nglanggeran, endapan laut tua formasi Sambipitu Kabupaten Gunung Kidul, dan Goa Gong Kabupaten Pacitan merupakan situs unggulan geologi. Disamping itu ada situs Lembah Kering Purba Giritontro Kabupaten Wonogiri,  kompleks goa di Kecamatan Pracimantoro, dan Pantai Klayar Kabupaten Pacitan.
Karst Gunung Sewu adalah tipe karst tropis yang bercirikan bukit-bukit setengah bola, dan berlereng cembung, serupa yang terdapat di negara Jamaika, negara Filiphina dan Dalmatia di negara Kroasia.
Dibawah permukaan tanah kawasan Geopark Gunungsewu berkembang sistem goa, baik goa horisontal, goa vertikal atau gabungan keduanya. Terdapat lebih dari 400 goa telah terpetakan, dengan sebagian goa sudah dikelola masyarakat lokal dengan basis eko wisata.
Sistem goa vertikal atau luweng juga banyak dijumpai di kawasan Geopark Gunungsewu. Luweng Grubug Kabupaten Gunung Kidul sedalam lebih dari 90 meter dan Luweng Jaran Kabupaten Pacitan sedalam lebih dari 20 km menjadi sistem pergoaan terdalam dan terpanjang di pulau Jawa. Di dalam luweng ini banyak dijumpai sungai bawah tanah yang mengalirkan air sepanjang musim. Sedangkan goa-goa ditebing pantai selatan banyak menjadi habitat alami burung walet dan kelelawar.
Pemanfaatan Geo Park Gunung Sewu
Dengan segala keunikan, keindahan alam, dan keanekaragaman seni budaya masyarakatnya,  kawasan Gunung Sewu memiliki potensi yang luar biasa untuk dikembangkan. Pengembangan potensi Geo Park Gunung Sewu bertujuan untuk melestarikan alam kawasan karst, sumber penelitian dan ilmu pengetahuan, konservasi, disamping untuk mengembangkan sisi perekonomian masyarakat yang hidup dikawasan Gunung Sewu.

Kamis, 01 Oktober 2015

BATIK WONOGIREN KARYA SENI MOTIF BATIK DARI KABUPATEN WONOGIRI



Proses pembuatan Batik Wonogiren di salah satu sentra pengrajin di Kecamatan Tirtomoyo

Batik adalah salah satu warisan budaya asli bangsa Indonesia, yang telah diakui oleh Unesco sebagai Warisan Kemanusiaan Untuk Budaya Lisan dan Non bendawi sejak tahun 2009. Batik bagi bangsa Indonesia, telah dikenal luas dan menjadi salah satu bagian budaya yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan masyarakat. Batik nusantara memiliki ciri khas tersendiri yang sesuai dengan karakter budaya suku bangsa yang ada di Indonesia. 

Pantai Sembukan Paranggupito Kabupaten Wonogiri Gerbang 13 Kerajaan Kanjeng Ratu Kidul



 
pantai sembukan wonogiri
Pantai Sembukan Paranggupito Wonogiri

Legenda Kanjeng Ratu Kidul sangat erat kaitannya dengan sejarah berdirinya kerajaan di pulau Jawa. Untuk menguatkan mitos tentang dukungan kekuatan magis Kanjeng Ratu Kidul, para pendiri kerajaan melakukan ritual di wilayah pantai Selatan Jawa, termasuk di pesisir Pantai Sembukan Kecamatan Paranggupito Kabupaten Wonogiri Provinsi Jawa Tengah.
Sucipto(57 tahun) yang didaulat sebagai Ketua Pelestarian Dan Pengembang Adat Istiadat Budaya Paranggupito menuturkan bahwa masyarakat disekitar Pantai Sembukan sangat yakin bahwa Pantai Sembukan merupakan Gerbang 13 Kerajaan Kanjeng Ratu Kidul, pintu gerbang jalan yang akan dilewati Kanjeng Ratu Kidul untuk menemui Raja-raja Jawa.