Banyak ragam tradisi yang
masih hidup dan berkembang di Kabupaten Wonogiri. Tradisi ini merupakan bagian
dari kearifan lokal yang diwariskan dari kakek nenek dan telah menjadi adat
kebiasaan masyarakat terutama yang ada di desa.
Salah satu tradisi itu adalah
Tradisi Sokongan. Sokongan atau biasa disebut Rombongan Arisan/Entre masih di
jalankan sebagian masyarakat terutama wilayah desa – desa kecamatan Ngadirojo
dan sebagian kecamatan Wonogiri bagian selatan.
Tradisi Sokongan
sesungguhnya adalah salah satu wujud sifat gotong royong masyarakat desa dalam
memenuhi satu kebutuhan terutama dana yang bagi warga desa bernilai cukup besar.
Setiap warga desa yang ikut Sokongan mendaftarkan diri kepada pengurus biasanya
disebut Carik Entre. Rombongan Sokongan
beranggotakan satu atau dua dusun yang berdekatan. Ada warga desa yang
mengikuti lebih dari satu rombongan sokongan
bahkan lintas dusun tergantung keinginan warga tersebut.
Setiap anggota sokongan
akan ditarik iuran dengan besar iuran paling sedikit Rp. 20.000,- atau ada juga
yang memakai harga standar beras saat itu. Dengan perbandingan harga beras ini akan meminimalkan dampak
inflasi karena nilai uang dari tahun ke tahun semakin berkurang sehingga akan
merugikan anggota yang menarik sokongan pada giliran terakhir.
Waktu penarikan apabila
ada warga anggota sokongan ada yang membutuhkan biaya untuk berbagai keperluan,
seperti biaya pengobatan, perbaikan rumah, punya hajat pernikahan dan lainnya.
Dana sokongan yang
terkumpul akan diberikan kepada anggota sokongan disertai buku catatan besarnya
iuran anggota yang saat itu memberikan sokongan.
Catatan dari Carik Entre
dalam buku tersebut yang nantinya menjadi dasar bagi anggota yang lain untuk mengembalikan
sokongan yang telah diterima ditambah dana sokongannya sendiri.
Rentang waktu bagi setiap
anggota yang membutuhkan sokongan dari rombongan minimal 4 tahun atau semua
anggota telah menerima sokongan dari anggota yang lain. Jarak antara tarikan
sokongan maksimal 2 kali dalam satu bulan atau apabila ada anggota yang punya
hajat. Besarnya dana sokongan
yang diserahkan kepada anggota yang membutuhkan akan dipotong untuk pengurus, kas
karangtaruna dan lainnya yang cukup kecil.
Apabila ada anggota yang
ingin keluar dari rombongan sokongan dapat dilakukan dengan menarik dana
sokongan yang telah disetorkan hanya kepada anggota yang sudah pernah di beri
iuran sokongan saja. Dan apabila masih memiliki “hutang” dana sokongan dari
anggota yang lain maka wajib mengembalikan saat anggota itu menarik sokongan.
Jika dilihat dari sistem
pelaksanaannya, Tradisi Sokongan
sebenarnya merupakan salah satu bentuk wujud nyata gotong royong guyub rukun dalam
memenuhi kebutuhan akan dana yang cukup besar. Tradisi Sokongan ini masih
dilaksanakan oleh sebagian besar warga desa di kecamatan Ngadirojo dan cukup
efektif bagi warga untuk memenuhi kebutuhannya daripada harus berhutang kepada
rentenir yang dikenai bunga yang cukup memberatkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar