Minggu, 03 September 2017

TRADISI SOKONGAN DI KECAMATAN NGADIROJO KABUPATEN WONOGIRI



Ilustrasi Tradisi Sokongan
Banyak ragam tradisi yang masih hidup dan berkembang di Kabupaten Wonogiri. Tradisi ini merupakan bagian dari kearifan lokal yang diwariskan dari kakek nenek dan telah menjadi adat kebiasaan masyarakat terutama yang ada di desa.


Salah satu tradisi itu adalah Tradisi Sokongan. Sokongan atau biasa disebut Rombongan Arisan/Entre masih di jalankan sebagian masyarakat terutama wilayah desa – desa kecamatan Ngadirojo dan sebagian kecamatan Wonogiri bagian selatan.  


Tradisi Sokongan sesungguhnya adalah salah satu wujud sifat gotong royong masyarakat desa dalam memenuhi satu kebutuhan terutama dana yang bagi warga desa bernilai cukup besar. Setiap warga desa yang ikut Sokongan mendaftarkan diri kepada pengurus biasanya disebut Carik Entre.  Rombongan Sokongan beranggotakan satu atau dua dusun yang berdekatan. Ada warga desa yang mengikuti lebih dari satu rombongan sokongan  bahkan lintas dusun tergantung keinginan warga tersebut. 


Setiap anggota sokongan akan ditarik iuran dengan besar iuran paling sedikit Rp. 20.000,- atau ada juga yang memakai harga standar beras saat itu. Dengan perbandingan  harga beras ini akan meminimalkan dampak inflasi karena nilai uang dari tahun ke tahun semakin berkurang sehingga akan merugikan anggota yang menarik sokongan pada giliran terakhir.

Waktu penarikan apabila ada warga anggota sokongan ada yang membutuhkan biaya untuk berbagai keperluan, seperti biaya pengobatan, perbaikan rumah, punya hajat pernikahan dan lainnya. 


Dana sokongan yang terkumpul akan diberikan kepada anggota sokongan disertai buku catatan besarnya iuran anggota yang saat itu memberikan sokongan.

Catatan dari Carik Entre dalam buku tersebut yang nantinya menjadi dasar bagi anggota yang lain untuk mengembalikan sokongan yang telah diterima ditambah dana sokongannya sendiri. 


Rentang waktu bagi setiap anggota yang membutuhkan sokongan dari rombongan minimal 4 tahun atau semua anggota telah menerima sokongan dari anggota yang lain. Jarak antara tarikan sokongan maksimal 2 kali dalam satu bulan atau apabila ada anggota yang punya hajat. Besarnya dana sokongan yang diserahkan kepada anggota yang membutuhkan akan dipotong untuk pengurus, kas karangtaruna dan lainnya yang cukup kecil.


Apabila ada anggota yang ingin keluar dari rombongan sokongan dapat dilakukan dengan menarik dana sokongan yang telah disetorkan hanya kepada anggota yang sudah pernah di beri iuran sokongan saja. Dan apabila masih memiliki “hutang” dana sokongan dari anggota yang lain maka wajib mengembalikan saat anggota itu menarik sokongan. 
    

Jika dilihat dari sistem pelaksanaannya,  Tradisi Sokongan sebenarnya merupakan salah satu bentuk wujud nyata gotong royong guyub rukun dalam memenuhi kebutuhan akan dana yang cukup besar. Tradisi Sokongan ini masih dilaksanakan oleh sebagian besar warga desa di kecamatan Ngadirojo dan cukup efektif bagi warga untuk memenuhi kebutuhannya daripada harus berhutang kepada rentenir yang dikenai bunga yang cukup memberatkan.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar