Tampilkan postingan dengan label BUDAYA. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label BUDAYA. Tampilkan semua postingan

Rabu, 13 September 2023

RABU WEKASAN

Rabu Wekasan merupakan sebuah tradisi perayaan Rabu terakhir bulan Safar yang masih dilakukan oleh sebagian muslim Indonesia di beberapa daerah. Di tahun ini, Rebo Wekasan jatuh pada Rabu (13/09/2023) atau 27 Safar 1445 Hijriyah.

Dalam kehidupan masyarakat Indonesia pada momen Rebo Wekasan ada sebuah mitos yang menyebut sebagai hari sial. Untuk itu, sejumlah masyarakat melaksanakan ibadah atau ritual tertentu sebagai upaya menolak bala/ kesialan saat Rebo Wekasan.

Minggu, 02 April 2023

TRADISI INGKUNGAN MALAM SELIKURAN RAMADAN

Malam selikuran merupakan tradisi unik yang digelar dalam rangka menyambut datangnya lailatulqadardi Keraton Surakarta. Bagi umat Islam, lailatur qadar adalah momen yang dinantikan saat berpuasa karena disebut lebih mulia dari seribu bulan, yang jatuh pada malam-malam ganjil di 20 hari terakhir bulan Ramadan.

Tradisi Malam Selikuran digelar pada 20 Ramadan atau malam 21 Ramadan setiap tahunnya. Awalnya, ritual ini dikembangkan oleh Sultan Agung. Namun dalam perjalanannya sempat mengalami pasang surut. Di masa pemerintahan Pakubuwana IX, tradisi ini dihidupkan kembali dan mengalami puncaknya di masa Pakubuwana X.

Saat itu malam selikuran dilakukan dengan mengarak tumpeng yang diiringi lampu ting atau pelita dari Keraton menuju Masjid Agung Surakarta. Lampu ting menjadi simbol dari obor yang dibawa para sahabat ketika menjemput Rasulullah SAW usai menerima wahyu di Jabal Nur.

Dalam malam selikuran, nasi tumpeng yang dibawa abdi dalem berjumlah seribu. Jumlah tersebut melambangkan pahala setara seribu bulan. Berisi nasi gurih yang dibentuk tumpeng kecil dan dilengkapi dengan kedelai hitam, rambak, mentimun, dan cabai hijau lalu dimasukkan ke dalam wadah dari besi dan kuningan. Kemudian nasi tumpeng yang diarak-arak oleh para abdi dalem ini didoakan oleh pemuka agama. Selepas prosesi tersebut, rombongan menuju titik terakhir di Taman Sriwedari.

Hingga saat ini, tradisi malam selikuran masih dilakukan. Hanya saja rute kirabnya dipersingkat sampai Masjid Agung saja.

Sementara itu, di wilayah Kabupaten Wonogiri tradisi malam selikuran masih dipegang teguh sebagai salah satu tradisi. Di beberapa wilayah bahkan menyelenggaran ritual dengan menyajikan aneka masakan khas menu orang Jawa. Diantaranya membuat ingkung atau memasak ayam kampung utuh lengkap dengan nasi uduk yang gurih. 

Sajian ingkung dan nasi uduk nantinya akan dikumpulkan di rumah tetua adat untuk diberikan doa kemudian di bagi kepada seluruh warga kampung. 

PUASA KEJAWEN SARANA PENYUCIAN JIWA





Puasa Orang Jawa memiliki makna yang dalam bagi masyarakat Jawa. Selain sebagai kewajiban sebagai umat Muslim, puasa ini juga dianggap sebagai waktu untuk membersihkan diri dari dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan selama setahun sebelumnya. Selain itu, Puasa Orang Jawa juga dianggap sebagai waktu untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT serta memperkuat hubungan dengan sesama manusia dan lingkungan sekitar.

Selasa, 21 Maret 2023

TRADISI MEGENGAN JELANG BULAN PUASA RAMADAN

Megengan adalah sebuah tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Jawa sebagai bagian dari persiapan menyambut bulan Ramadhan. Megengan sendiri berasal dari kata "mangan" yang dalam bahasa Jawa berarti makan.

Tradisi megengan biasanya dilakukan pada hari terakhir bulan Sya'ban, yaitu bulan sebelum Ramadhan. Pada hari tersebut, masyarakat Jawa biasanya mengadakan acara makan bersama dengan sajian-sajian khas, seperti nasi liwet, ayam goreng, tempe goreng, dan lain sebagainya.

TRADISI PADUSAN JELANG RAMADHAN

Padusan adalah tradisi mandi besar yang dilakukan sebelum memasuki bulan Ramadhan. Tradisi padusan ini biasanya dilakukan oleh masyarakat Jawa, terutama di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Rabu, 25 Januari 2023

RUTE GERILYA PANGLIMA BESAR JENDERAL SUDIRMAN DI KABUPATEN WONOGIRI



Jenderal Sudirman merupakan Panglima Besar TKR pertama yang mempraktikkan strategi perang gerilya walaupun dalam keadaan sakit dan ditandu. Beliau bersama tentara dan dokter pribadinya melakukan gerilya selama 7 bulan. Saat itu, para pemimpin politik sedang berlindung di Keraton Kesultanan usai Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda pada Agresi Militer II, bersamaan juga dengan ditangkapnya Soekarno dan Hatta oleh Belanda. Sudirman yang berada di hutan secara otomatis memimpin pemerintahan darurat militer bersama PDRI di Bukittinggi.

Sabtu, 24 Desember 2022

Makna Adigang Adigung Adiguna Dalam Falsafah Jawa

Makna adigang, adigung, adiguna adalah pesan adalam pepatah Jawa yang berarti agar manusia tidak sombong meskipun memiliki kelebihan kekuatan, kekuasaan, harta benda, dan kepandaian ilmu.

Aja Adigang yaitu janganlah dimabukkan dan termabukkan oleh kekuasaan, kedudukan, kekuatan, dan kewenangan. 

Jumat, 24 April 2020

Budaya Jawa; Ajaran Pituduh Tentang Ketuhanan Dalam Masyarakat Jawa (Bagian 11)

Pituduh Ajaran Tentang Ketuhanan Bagi Masyarakat Jawa

Lanjutan PITUDUH

Ajaran tentang Ketuhanan Bagi Masyarakat Jawa


Titah alus iku ora bisa dadi manungsa lamun manungsa dhewe ora darbe panyuwun marang Pangeran supaya titah alus mau ngejawantah 
(Makhluk halus itu tidak dapat menjadi manusia, apabila manusia itu sendiri tidak memohon pada Tuhan (tidak menghendaki) agar makhluk halus itu mewujud)

Senin, 27 Januari 2020

MAKNA TEMBANG GUNDUL - GUNDUL PACUL

Makna Tembang Gundul - Gundul Pacul 

Tembang Gundul-Gundul Pacul sangat akrab di telinga masyarakat jawa terutama anak-anak kalangan rakyat biasa. Dibalik syair yang sederhana ternyata menyimpan makna mendalam yang ditujukan bagi para pejabat atau penguasa.

Konon tembang ini diciptakan oleh Sunan Kalijaga ratusan tahun yang lalu.

Gundul Gundul Pacul Cul Gembelengan 
Nyunggi - Nyunggi Wakul Kul Gembelengan
Wakul Ngglimpang Segane Dadi Sak Latar
Wakul Ngglimpang Segane Dadi Sak latar


Minggu, 08 Desember 2019

MISTERI RAMALAN JAYABAYA YANG TERBUKTI BENAR (7)

Misteri Ramalan Jayabaya Terbukti Benar
Berikut adalah ramalan Jangka Jayabaya yang terbukti benar (Bagian 7) :
  1. Wong wadon ilang kawirangane (Perempuan hilang rasa malunya) Fenomena dalam ralaman Jayabaya tentang perempuan kali ini begitu tepat. Era keterbukaan saat ini menyajikan suatu fenomena banyak yang hilang rasa malunya. Apalagi dengan adanya media sosial semakin memudahkan mereka kaum perempuan menunjukkan sesuatu yang seharusnya bukan untuk konsumsi publik.

MISTERI RAMALAN JAYABAYA YANG TERBUKTI BENAR (6)

Misteri Ramalan Jayabaya Yang Terbukti Benar

Berikut adalah ramalan Jangka Jayabaya yang terbukti benar (Bagian 6) :

  1. Ngumbar nafsu angkara murka, nggedhekake duraka (Mengumbar nafsu angkara murka, mengedepankan durhaka/keburukan) Ramalan Jayabaya ini sangat tepat menggambarkan fenomena yang terjadi di negara kita.

Rabu, 04 Desember 2019

MISTERI RAMALAN JAYABAYA YANG TERBUKTI BENAR (5)

Kelakuan aneh manusia di era milenial sesuai Ramalan Jayabaya

Berikut adalah ramalan Jangka Jayabaya yang terbukti benar (Bagian 5) :

  1. Akeh Pangkat Sing Jahat Lan Ganjil (Banyak jabatan untuk berbuat jahat dan tidak lazim) Ramalan Jayabaya ini mungkin berkaitan dengan birokrasi yang masih belum ideal. Banyak sekali jabatan yang hanya sekedar mengakomodir kelompok kepentingan bukan atas dasar kebutuhan suatu pemerintahan. Sangat fenomenal sekali ramalan Jayabaya terkait dengan situasi birokrasi kita. Sangat tepat dan jenius.

MISTERI RAMALAN JAYABAYA YANG TERBUKTI BENAR (4)

Semadi Perenungan Diri Ramalan Jayabaya

Berikut adalah ramalan Jangka Jayabaya yang terbukti benar (Bagian 4) :

  1. Lali Kamanungsan (Lupa jati diri kemanusiaan)Banyak sifat manusia era modern ini melupakan jati dirinya sebagai makhluk Tuhan yang paling mulia sekaligus lemah. Mungkin karena sifat sombong dengan kemajuan teknologi dan pengetahuan yang menjadikan seakan manusia memiliki kekuasaan atas segalanya. Inilah ramalan Jayabaya yang begitu cerdas menggambarkan fenomena kehidupan. 

Selasa, 03 Desember 2019

MISTERI RAMALAN JAYABAYA YANG TERBUKTI BENAR (3)

Semadi Perenungan Diri Ramalan Jayabaya

Berikut adalah ramalan Jangka Jayabaya yang terbukti benar (Bagian 3) :
  1. Akeh janji ora ditetepi (Banyak janji yang diabaikan / tidak ditepati)
    Era yang serba tidak menentu ini, banyak sekali janji yang pernah diucapkan tidak ditepati. Banyak sisi kehidupan manusia dengan berbagai profesi melanggar janjinya. Mulai seorang kekasih pada pasangannya, seorang politisi dengan janji politiknya, pejabat dengan janji jabatannya, rekan bisnis dengan mitra kerjanya dan masih banyak lagi.  

MISTERI RAMALAN JAYABAYA YANG TERBUKTI BENAR (2)

Semadi Perenungan Diri Ramalan Jayabaya

Berikut adalah ramalan Jangka Jayabaya yang terbukti benar (Bagian 2) :

  1. Bumi saya suwe saya mengkeret (Bumi semakin lama semakin mengecil)
    Kemajuan teknologi memungkinkan orang semakin mudah dalam berkomunikasi. Hal ini juga yang menyebabkan ruang, jarak dan waktu semakin dekat dan singkat. Mungkin inilah gambaran sang pujangga yang meramalkan bahwa bumi semakin mengecil karena tidak ada lagi jarak yang menjadi penghalang sehingga seakan bumi semakin kecil.  

MISTERI RAMALAN JAYABAYA YANG TERBUKTI BENAR

Semadi Perenungan Diri Ramalan Jayabaya
Ramalan Jayabaya atau sering disebut Jangka Jayabaya merupakan karya pujangga Jawa sekaligus Raja Kediri yaitu Prabu Jayabaya. Asal muasal Ramalan Jayabaya dapat ditemukan dalam Kitab Musasar gubahan Sunan Giri Prapen pada tahun saka 1535 atau 1613 masehi. 

Minggu, 01 Desember 2019

MISTERI GUNUNG PEGAT WONOGIRI

Gunung Pegat Wonogiri 

Banyak sekali tempat misterius yang ada di Kabupaten Wonogiri. Sebagian besar berupa petilasan tokoh yang dikenal memiliki kesaktian. Ada juga tempat yang memang dikenal angker dengan bumbu cerita mitos.  Selain itu, faktanya sebagian masyarakat sangat percaya alam gaib itu ada. 

Kamis, 14 November 2019

MISTERI RUMAH TIBAN BUBAKAN GIRIMARTO

Rumah Tiban Bubakan Girimarto

Rumah Tiban Bubakan merupakan petilasan Raden Mas Said. Berlokasi di Desa Bubakan Kecamatan Girimarto.  Rumah misterius ini dipakai ketika berjuang melawan keraton Yogyakarta yang telah bersekutu dengan kompeni Belanda.

Selasa, 29 Oktober 2019

Nama Silsilah Keluarga Jawa; Trah Keturunan


Dalam budaya Jawa mengenal silsilah hingga keturunan ke-18 jadi tidak hanya berhenti sampai keturunan ke-7. Berikut adalah istirah untuk trah keturunan dalam Bahasa Jawa (Generasi kita ke bawah) :

SEJARAH TARI KETHEK OGLENG

Tari Kethek Ogleng Wonogiren

Tari Kethek Ogleng merupakan salah satu seni tari tradisional yang menyajikan gerak lucu kera putih.  Iringan musiknya berupa gamelan dengan nada riang menghentak dinamis. Kethek Ogleng berkembang diwilayah Kabupaten Wonogiri Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Pacitan Provinsi Jawa Timur dan sebagian Kabupaten Gunung Kidul Yogyakarta.