Nah, rute mana sajakah yang diambil oleh Sudirman selama perang tersebut? Beliau memulai rute dari Yogyakarta ke arah Bantul, yang merupakan lahan subur dan padat penduduk. Dari Bantul, berlanjut ke Tenggara Yogyakarta dan masuk ke wilayah Karst di Gunung Kidul. Di sini beliau menempuh rute Panggang-Paliyan-Semanu-Bedoyo. Lanskap Karst penuh dengan gua dan sumber air bawah tanah, sempurna untuk strategi beliau. Sudirman kemudian masuk ke Wonogiri dengan menempuh rute Pracimantoro-Eromoko-Wuryantoro-Jatisrono-Purwantoro. Beliau memanfaatkan lembah kering Giritontro dan cekungan Baturetno sebagai basis perlawanan. Dari sana, Sudirman memasuki Kabupaten Ponorogo di Jawa Timur dengan rute Sumoroto-Ponorogo-Jetis-Sambit-Sawoo. Wilayah Kabupaten Ponorogo dipilih karena bertopografi kasar dan berbukit. Dari sana, Sudirman pindah lagi ke Trenggalek, Tulungagung, dan Kediri yang merupakan wilayah vulkanis Gunung Wilis yang berbukit terjal dan bergelombang.
Di Trenggalek, Sudirman melewati Kecamatan Panggul yang didominasi oleh bentang alam Karst. Adapun lokasi akhir yang dituju Sudirman adalah dusun Sobo desa Pakisbaru, Kecamatan Nawangan, Pacitan. Wilayah Pacitan terutama Dusun Sobo memiliki tebing curam di sekitar Gunung Gandrung, dan Sudirman menetap di sana dari 3 Februari hingga 7 Juli 1949. Setelah kondisi sudah kondusif, Sudirman memulai rute kembali ke Yogyakarta, yakni Baturetno-Gajahmungkur-Pulo-Ponjong, dan Piyungan, di mana ia dijemput oleh Letkol Soeharto.
-Nanda
Editor : Berniko
Sumber :
Yulian Saputra & Muhammad Azmi. LATAR ALAM GEOMORFOLOGIS PERISTIWA PERANG GERILYA
JENDERAL BESAR SUDIRMAN (1948-1949). Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora. Volume 1, No 1, 2021, 10-22
Di Trenggalek, Sudirman melewati Kecamatan Panggul yang didominasi oleh bentang alam Karst. Adapun lokasi akhir yang dituju Sudirman adalah dusun Sobo desa Pakisbaru, Kecamatan Nawangan, Pacitan. Wilayah Pacitan terutama Dusun Sobo memiliki tebing curam di sekitar Gunung Gandrung, dan Sudirman menetap di sana dari 3 Februari hingga 7 Juli 1949. Setelah kondisi sudah kondusif, Sudirman memulai rute kembali ke Yogyakarta, yakni Baturetno-Gajahmungkur-Pulo-Ponjong, dan Piyungan, di mana ia dijemput oleh Letkol Soeharto.
-Nanda
Editor : Berniko
Sumber :
Yulian Saputra & Muhammad Azmi. LATAR ALAM GEOMORFOLOGIS PERISTIWA PERANG GERILYA
JENDERAL BESAR SUDIRMAN (1948-1949). Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora. Volume 1, No 1, 2021, 10-22
Tidak ada komentar:
Posting Komentar