Ruwatan Massal Di Obyek Wisata Waduk Gajah Mungkur Wonogiri |
Tradisi Ruwatan merupakan
prosesi spiritual dalam adat Jawa yang bertujuan menghilangkan pengaruh buruk
suatu keadaan atau peristiwa yang pernah di alami oleh manusia (sedang
mengalami sukerta/kesusahan). Dalam budaya Jawa ada suatu kepercayaan bahwa
manusia yang sedang mengalami sukerta nantinya akan menjadi santapan raksasa
buruk rupa yang disebut Bathara Kala.Untuk membebaskan
pengaruh sukerta ini masyarakat Jawa melakukan prosesi Ruwatan.
Ruwatan sebenarnya dapat
dilakukan sendiri atau sebuah keluarga dengan menyiapkan kelengkapan prosesi.
Prosesi Ruwatan dilakukan oleh seorang Dalang Sepuh yang sudah memiliki
kemampuan spiritual sebagai seorang pengruwat. Dalang Pengruwat akan
mementaskan Wayang Kulit yang bercerita tentang Murwakala atau kisah Bathara
Kala dengan segala kelakuan nafsu angkaranya. Bagi masyarakat biasa
untuk melaksanakan tradisi Ruwatan membutuhkan biaya tidak sedikit. Beban biaya
penyelengaraan ini yang menjadi kendala utama pelestarian tradisi turun temurun
ini.
Oleh karena itu, di Obyek
Wisata Waduk Gajah Mungkur setiap Bulan Sura atau Muharram selalu
menyelenggarakan Ruwatan Massal yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang menginginkan
ikut Tradisi Ruwatan dengan biaya murah meriah.
Dalam Prosesi Ruwatan
Massal di Obyek Wisata Waduk Gajah Mungkur, peserta Ruwatan hanya diminta
menyediakan kelengkapan berupa kain mori/putih untuk dipakai sendiri, potongan
kuku, dan potongan rambut. Sedangkan perlengkapan ritual lain disediakan oleh
panitia.
Selanjutnya peserta
secara bersama-sama melakukan niat dalam hati untuk membersihkan diri seraya
berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar dijauhkan dari pengaruh buruk atau
sukerta.
Selama prosesi peserta akan duduk dibelakang kelir pertunjukkan wayang kulit dan tidak diperbolehkan melakukan hal-hal yang mengganggu prosesi Ruwatan hingga prosesi ini selesai.
Ada beberapa kategori suatu keadaan atau peristiwa sukerta yang harus di Ruwat diantaranya adalah :
Pangaran-Aran
(Sebutan yang merujuk pada keadaan nasib seseorang dalam kondisi tertentu),
yang termasuk diantaranya adalah :
- Ontang – Anting (Keadaan dimana seseorang merupakan anak laki-laki tunggal dalam sebuah keluarga);
- Unting-Unting (Keadaan dimana seseorang merupakan anak perempuan tunggal dalam sebuah keluarga);
- Lumunting ( Keadaan seorang bayi yang dikala lahir tanpa ari-ari);
- Uger-Uger Lawang (Anak dalam sebuah keluarga berupa dua orang anak laki-laki);
- Kedono- Kedini (Anak dalam sebuah keluarga yang memiliki dua anak yaitu anak laki dan perempuan);
- Kembar (Dua anak laki atau perempuan yang lahir bersamaan);
- Dampit (Anak laki dan perempuan lahir bersama);
- Gondang Kasih (Anak kembar satu kulitnya putih, satu hitam);
- Sendang Kapit Pancuran (Tiga anak, laki, perempuan, laki);
- Pancuran Kapit Sendang (Tiga anak, perempuan, laki, perempuan);
- Serimpi (Tiga anak, perempuan semua);
- Sekawan Sarimpi (Empat anak, perempuan semua);
- Saramba (Empat anak, laki semua);
- Pandawa/Mancala Putra (Lima anak, laki semua);
- Pandawa/Mancala Putri (Lima anak, perempuan semua);
- Pipilan (Lima anak, laki empat, perempuan satu ditengah);
- Padangan (Lima anak, perempuan empat, laki satu ditengah);
- Julung Caplok (Anak lahir bersamaan dengan matahari terbenam);
- Julung Wangi (Anak lahir bersamaan dengan matahari terbit);
- Julung Sungsang (Anak lahir bersamaan dengan matahari tepat diatas kepala);
- Margana (Anak lahir diperjalan);
- Tiba Sampir (Anak lahir dengan kalung usus);
- Bungkus (Anak lahir terbungkus ari-ari);
- Bule (Anak lahir putih sekali);
- Yatim (Anak lahir bapaknya sudah meninggal).
Bebasan yaitu
suatu sebutan keadaan peristiwa yang dialami seseorang, misalnya perjalanan
waktu matahari tepat diatas kepala. Jika dilakukan oleh satu orang disebut
Bathang Laku dan jika dilakukan dua orang disebut Bathang Ucap-Ucap.
Bebangel
yaitu suatu peristiwa buruk yang pernah dialami seseorang, misalnya :
- Membuat rumah belum jadi sudah roboh;
- Membuat rumah tutup keongnya jatuh;
- Rumah kejatuhan pohon pepaya sampai memecahkan genting;
- Terkena kotoran burung Gagak yang jatuh;
- Pada saat memasak dandang (alat memasak serupa panci) roboh/terguling;
- Pengaron / alat memasak pecah;
- Memecahkan pipisan / alat membuat jamu;
Prosesi Ruwatan Massal di
Obyek Wisata Waduk Gajah Mungkur disajikan dalam suatu event budaya yang
digelar bersamaan dengan prosesi Jamasan Pusaka Mangkunegaran.
Penasaran dengan Tradisi Ruwatan Massal di Obyek Wisata Waduk Gajah Mungkur Wonogiri? Ayo rame-rame neng Wonogiri!
Penasaran dengan Tradisi Ruwatan Massal di Obyek Wisata Waduk Gajah Mungkur Wonogiri? Ayo rame-rame neng Wonogiri!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar