Pituduh Ajaran Tentang Ketuhanan Bagi Masyarakat Jawa |
Lanjutan PITUDUH
Ajaran tentang Ketuhanan Bagi Masyarakat Jawa
Pangeran iku dudu dewa utawa manungsa, nanging sakabehing
kang ana iki, uga dewa lan manungsa asale saka Pangeran
(Tuhan itu bukan dewa ataupun manusia, namun segala yang ada
itu, termasuk dewa dan manusia itu berasal dari Tuhan)
Sudah jelas bahwa Tuhan bukanlah berwujud dewa maupun
manusia, akan tetapi semua yang ada didunia ini, termasuk diantaranya dewa dan
manusia itu, semua nyawa dan hidupnya berasal dari Tuhan.
Ala lan becik iku gandhengane; kabeh kuwi saka kersaning
Pangeran
(Buruk dan baik itu saling berkaitan; semua itu atas
kehendak Tuhan)
Takdir yang baik dan buruk (menurut pandangan manusia) itu
saling berkaitan, dan semua itu terjadi atas kehendak Tuhan. Jika di runut semua,
kebaikan dan keburukan yang menimpa pada manusia jika dipahami bahwa itu
merupakan keputusan Tuhan yang terbaik.
Manungsa iku saka dating Pangeran, mula uga darbe sipating
Pangeran
(Manusia itu berasal dari Tuhan, oleh karena itu juga
mempunyai sifat Tuhan)
Manusia itu pada dasarnya berasal dari Tuhan karena diberikan
kehidupan dari Tuhan, sehingga dalam diri manusia yang memiliki banyak
kelebihan dalam olah rasa dan karenanya memiliki sifat-sifat dari Tuhan.
Diantaranya adalah mampu memberikan sifat kasih sayang yang merupakan salah
satu sifat Tuhan.
Pangeran iku ora ana sing padha, mula aja nggambarake
wujuding Pangeran
(Tuhan itu tidak ada yang menyamai, oleh karena itu jangan
menggambarkan perwujudan Tuhan)
Tuhan memiliki sifat tidak ada yang menyamai, bahkan kemampuan
pikiran manusia tidak mampu menjangkau-Nya. Oleh karena itu, janganlah
menggambarkan perwujudan Tuhan karena akan menyesatkan. Godaan dari makhluk
jahat akan mempengaruhi alam pikiran manusia yang menipu sebagai jelmaan Tuhan.
Bersambung....
(Sumber : Buku Butir-Butir Budaya Jawa)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar