Jumat, 03 Agustus 2018

Budaya Jawa; Ajaran Pituduh Tentang Ketuhanan Dalam Masyarakat Jawa (Bagian 7)

Pituduh Ajaran Tentang Ketuhanan Bagi Masyarakat Jawa

Lanjutan PITUDUH
Ajaran Tentang Ketuhanan Masyarakat Jawa

Ing donya iki ada rong warna sing diarani bener, yo kuwi bener mungguhing Pangeran lan bener saka kang lagi kuwasa
(Di dunia ini ada dua macam kebenaran, yaitu benar dihadapan Tuhan dan benar dihadapan yang sedang berkuasa)

Nilai sebuah kebenaran di dunia ini ada dua macam, yaitu benar dihadapan Tuhan yang bermakna nilai kebenaran ini tidak memiliki sifat merusak dan kebencian. Sedangkan nilai kebenaran yang lain yaitu benar dihadapan yang sedang berkuasa.


Bener saka kang lagi kuwasa iku uga ana rong warna, ya kuwi kang cocog karo benering Pangeran lan kang ora cocog karo benering Pangeran
(Benar dihadapan yang sedang berkuasa juga ada dua macam, yaitu yang sesuai dengan kebenaran dari Tuhan dan yang tidak sesuai dengan kebenaran Tuhan)

Nilai sebuah kebenaran dihadapan yang sedang berkuasa juga terbagi menjadi dua, yaitu sesuai dengan nilai kebenaran Tuhan yang tidak memiliki sifat merusak. Dan nilai kebenaran yang tidak sesuai dengan nilai kebaran Tuhan atau memiliki sifat merusak dan menimbulkan kebencian. Ini merupakan peringatan agar para penguasa tidak semena-mena dalam menafsirkan sebuah kebenaran sehingga tidak bertentangan dengan nilai Tuhan.

Yen cocog karo benering Pangeran iku ateges bathara ngejawantah, nanging yen ora cocog karo benering Pangeran iku ateges titisaning brahala
(Jikalau sesuai dengan kebenaran dari Tuhan, itu berarti dewa menjelma, tapi kalau tidak sesuai dengan kebenaran Tuhan itu berarti penjelmaan berhala)

Nilai sebuah kebenaran yang sesuai dengan kebenaran dari Tuhan itu memberikan arti bahwa keputusan menentuan benar tidaknya diibaratkan dewa menjelma dan ikut memberikan tuntunan untuk menentukan kebaran tersebut. Begitu sebaliknya, jika nilai kebenaran tidak sesuai dengan nilai Tuhan maka diibaratkan syaitan telah mempengaruhi keputusan penguasa.

Bersambung...
(Sumber : Buku Butir-Butir Budaya Jawa)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar