Pituduh Ajaran Tentang Ketuhanan Bagi Masyarakat Jawa |
Lanjutan PITUDUH
Ajaran Tentang Ketuhanan Masyarakat Jawa
Ing donya iki ada rong warna sing diarani bener, yo kuwi bener
mungguhing Pangeran lan bener saka kang lagi kuwasa
(Di dunia ini ada dua macam kebenaran, yaitu benar dihadapan
Tuhan dan benar dihadapan yang sedang berkuasa)
Nilai sebuah kebenaran di dunia ini ada dua macam, yaitu
benar dihadapan Tuhan yang bermakna nilai kebenaran ini tidak memiliki sifat
merusak dan kebencian. Sedangkan nilai kebenaran yang lain yaitu benar
dihadapan yang sedang berkuasa.
Bener saka kang lagi kuwasa iku uga ana rong warna, ya kuwi
kang cocog karo benering Pangeran lan kang ora cocog karo benering Pangeran
(Benar dihadapan yang sedang berkuasa juga ada dua macam,
yaitu yang sesuai dengan kebenaran dari Tuhan dan yang tidak sesuai dengan
kebenaran Tuhan)
Nilai sebuah kebenaran dihadapan yang sedang berkuasa juga
terbagi menjadi dua, yaitu sesuai dengan nilai kebenaran Tuhan yang tidak
memiliki sifat merusak. Dan nilai kebenaran yang tidak sesuai dengan nilai kebaran
Tuhan atau memiliki sifat merusak dan menimbulkan kebencian. Ini merupakan
peringatan agar para penguasa tidak semena-mena dalam menafsirkan sebuah
kebenaran sehingga tidak bertentangan dengan nilai Tuhan.
Yen cocog karo benering Pangeran iku ateges bathara
ngejawantah, nanging yen ora cocog karo benering Pangeran iku ateges titisaning
brahala
(Jikalau sesuai dengan kebenaran dari Tuhan, itu berarti
dewa menjelma, tapi kalau tidak sesuai dengan kebenaran Tuhan itu berarti
penjelmaan berhala)
Nilai sebuah kebenaran yang sesuai dengan kebenaran dari
Tuhan itu memberikan arti bahwa keputusan menentuan benar tidaknya diibaratkan
dewa menjelma dan ikut memberikan tuntunan untuk menentukan kebaran tersebut. Begitu
sebaliknya, jika nilai kebenaran tidak sesuai dengan nilai Tuhan maka
diibaratkan syaitan telah mempengaruhi keputusan penguasa.
Bersambung...
(Sumber : Buku Butir-Butir Budaya Jawa)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar