Susuk Wangan Salah Satu Sedekah Bumi Di Kabupaten Wonogiri |
Alam jagad raya khususnya bumi merupakan sebuah kehidupan
dan penghidupan manusia beserta makhluk yang ada didalamnya. Sifat dan watak
bumi sangat murah hati, selalu memberi hasil kepada siapapun yang mengolah dan
memeliharanya dengan tekun dan bijaksana.
Akan tetapi akhir-akhir ini bumi seakan menunjukkan
amarahnya, dengan berbagai gejolak alam yang mengoyak hidup dan kehidupan
makhluk di alam raya termasuk manusia. Mungkinkah hal ini akibat manusia begitu
serakah mengolahnya tanpa rasa bijak dan sayang kepada alam.
Atau juga, mungkin manusia tidak bersyukur atas apa yang
telah diberikan alam yang telah memberi limpahan penghidupan bagi umat manusia,
hingga terus dan terus mengusik alam, menghabiskan sumberdaya untuk saat ini
saja.
Menurut falasafah Kejawen (nilai-nilai norma hidup masyarakat
Jawa) bahwa hidup haruslah berdasarkan apa yang dinamakan “Kebenaran”. Ada 2
tingkat kebenaran yaitu Kebenaran Sejati dan Kebenaran Relatif. Kebenaran
Sejati adalah kebenaran yang bersifat mutlak yang berasal dari Tuhan Yang Maja
Esa. Dan Kebenaran Relatif yaitu kebenaran yang berdasarkan/ masih memerlukan
penafsiran manusia/ bersifat manusiawi.
Untuk mencapai Kebenaran Sejati, manusia harus memiliki
sifat kesadaran sejati (ultimate awarnes). Kesadaran sejati dapat dijelaskan
bahwa untuk mencapainya manusia harus memiliki ilmu/ pengetahuan sejati yang
dilakukan dengan melihat kenyataan sejati. Untuk melihatnya dapat diwujudkan
dengan cara:
Manusia harus menyiapkan jiwa raga hingga menjadi manusia
kuat dan suci.
Manusia harus mohon berkah Tuhan agar dirinya terbuka bagi
hal yang bersifat suci. Bahwa mencari
hakekat ilmu yang suci itu tidak hanya mengandalkan akal/penalaran/ rasional
berdasarkan kemampuan berpikir manusia. Pada suatu saat, pastilah akan menemuai
suatu fenomena bahwa akal dan penalaran manusia akan tak mampu lagi menjangkau.
Pada saat itulah, maka dalam diri manusia secara sadar dan tidak akan
menggunakan rasa sejati. Rasa sejati merupakan alam bawah sadar manusia bahwa
manusia akan melihat kenyataan sejati yaitu hakekat akan dirinya, asal muasal
dirinya dan kehidupannya serta akhir dari semua kehidupan.
Kemudian Kenyataan hidup sejati akan memberi pelajaran
kepada manusia, bahwa tidak semua masalah bisa diselesaikan dengan akal/
penalaran/ rasionalitas manusia. Kadang kala kita harus merenung mendengarkan
bisikan dari hati yang paling dalam, inilah yang disebut batin, intuisi atau
rasa sejati.
Sebagaimana kita maklumi bahwa dalam diri manusia ada 2 kekuatan
yang saling berlawanan. Yaitu kekuatan menghancurkan (nafsu rendah/destruktif)
dan kekuatan membangun (konstruktif/budi luhur) yang mengangkat manusia kepada
kebenaran.
Pada saat tertentu, manusia akan dihadapkan pada kedua
kekuatan sehingga menghasilkan pilihan dilematis. Dalam diri manusia kedua
kekuatan ini hampir sama besar, sehingga tergantung bagaimana dalam diri
manusia dalam mengambil sebuah keputusan. Dan kekuatan nafsu rendah akan selalu
ada dalam hidup dan kehidupan manusia, sehingga manusia yang secara sadar makna
hidup yang mewakili kekuatan kosntruktif akan berusaha menyelamatkan alam dari
mala petaka kejahatan.
Renungan akan mengumpulkan kekuatan membangun inilah yang
akan menjadi suatu nilai norma ajaran agar manusia dengan kesadaran penuh mampu
menyelaraskan dan menyelamatkan alam ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
Manifestasi bentuk – bentuk ajaran yang menyelaraskan dengan
alam yang bertujuan menghaturkan rasa bersyukur kepada Tuhan yang menciptakan
alam sekaligus sebagai upaya saling menghormati alam semesta diwujudkan dalam
bentuk ritual Sedekah Bumi.
Sedekah Bumi berasal dari kata Sedekah (memberi) dan Bumi
(Alam tempat kehidupan umat manusia. Sehingga makna Sedekah Bumi dapat
diartikan sebagai ritual perwujudan rasa syukur kepada Tuhan atas anugerah alam
yang telah memberikan penghidupan kepada
manusia.
Ritual ini akan mengingatkan kepada umat manusia bahwa
manusia tidak akan bisa hidup tanpa adanya alam bumi. Seandainya dengan
kemajuan teknologi umat manusia bisa hidup pada planet lain, tentunya dalam
dirinya akan tetap membawa partikel-partikel dari bumi tempat ia berasal agar
bisa meneruskan keberlangsungan hidupnya.
Ada beberapa ritual Sedekah Bumi yang ada di Kabupaten
Wonogiri yang biasa dilaksanakan pada Setiap Bulan Suro /Muharram :
- Sedekah Bumi Kahyangan
- Susuk Wangan Giri Manik Slogohimo
- Larung Agung Pantai Sembukan
- Ngrekso Bumi Goa Resi Bulukerto
- Rasulan
- Bersih Desa
- Ruwatan
Ritual Sedekah Bumi yang ada di Kabupaten Wonogiri merupakan
kearifan lokal yang masih dilaksanakan oleh sebagian warga Wonogiri. Ritual ini
hendaknya dapat ditangkap sebagai potensi budaya yang perlu dilestarikan agar
kita tidak kehilangan jati diri. Semoga.
(Sumber : Buku Sedekah Bumi Nusantara Pertama, 2004)
(Sumber : Buku Sedekah Bumi Nusantara Pertama, 2004)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar