Kamis, 01 Desember 2022

Cerita Rakyat Timun Mas Cerita Rakyat Jawa Tengah


 

Ketika jaman dahulu kala di Jawa Tengah, hiduplah seorang janda yang sangat tua. Mbok Rondo danamnay. Keseharian hanya mencari kayu bakar di hutan dekat tempat tinggalnya. Ada satu keinginan Mbok Rondo yang telah lama dipendam, yaitu mempunyai seorang anak. 

Betapa hatinya sangat sedih karena hanya seorang yang sangat miskin dan tinggal di dusun terpencil. Bagaimana mungkin ia dapat memiliki seorang anak. Pada suatu ketika, setelah selesai mengumpulkan kayu bakar, Mbok Rondo duduk beristirahat. Dalam hatinya mengeluh. "Seandainya aku memiliki anak beban hidupku agak ringan karena akan ada yang membantu pekerjaannya". 

TIba-tiba saja bumi di sekitar Mbok Rondo bergetar seperti gempa bumi. Tanpa disangka, munculah raksasa bertubuh besar dan wajah menyeramkan. Mbok Rondo sangat takut melihatnya. 

"Hai Mbok Rondo!" tanya raksasa kepada Mbok Rondo. "Apakah kamu menginginkan seorang anak? whua..ha.. ha.." lanjut raksasa. 

"I...iya aku sangat ingin seorang anak" jawa Mbok Rondo sambil menutup muka ketakutan. 

"Jangan takut kepadaku, aku bisa mewujudkan keinginanmu." sahut raksasa. "Benarkah?" tanya Mbok Rondo seiring hilang rasa takutnya. "Benar, tetapi ada syaratnya. Kalau anakmu sudah berumur 16 tahun, kamu harus menyerahkan kembali kepadaku. Karena akan kujadikan santapanku.Whua..ha..ha" kata raksasa sambil tertawa.  

Kemudian, raksasa menyerahkan benih buah mentimun kepada Mbok Rondo. "Ini benih mentimun, tanamlah dan peliharalah dengan baik. Nanti kamu akan mendapatkan anak." kata raksasa. 

"Baiklah.Akan aku laksanakan" timpal Mbok Rondo. Segera raksasa pergi meninggalkan Mbok Rondo yang masih termangu-mangu tanpa bergerak sedikitpun. 

Setelah beberapa saat, Mbok Rondo pulang dengan kondisi badan yang letih dan lesu. Ia pun tertidur di ranjang hingga pagi menjelang. 

Setelah bangun, ia teringat dengan benih pemberian raksasa. Mbok Rondo bergegas menanam semua benih mentimun pemberian raksasa. 

Beberapa hari kemudian tumbuhlah benih mentimun. Mbok Rondo sangat rajin merawat  dengan menyirami air. Hingga beberapa saat lamanya, tanaman ini mulai berbuah dengan lebat. Ada satu buah mentimun yang nampak sangat besar dan berbeda dengan buah lainnya. Warnanya kuning kemasan sangat indah warnanya. 

Hingga suatu saat, Mbok Rondo memanen semua buah termasuk yang paling besar. Dengan hati gembira Mbok Rondo membawanya pulang. Sesampainya dirumah, ia terkejut karena ada suara tangis bayi didalamnya. 

Dengan hati-hati Mbok Rondo mengambil pisau untuk membelah mentimun. Ajaib. Mbok Rondo menemukan bayi perempuan. "Syukur ya Gusti, aku diberikan bayi perempuan yang cantik" Mbok Rondo terkejut. Mbok Rondo kemudian memberikan nama Timun Mas. 

Singkat cerita, setelah beberapa lama dirawat Mbok Rondo, bayi mungil telah timbuh menjadi gadis remaja yang cantik. Dalam hati Mbok Rondo selalu kawatir akan ucapan raksasa yang menginginkan kembali Timun Mas jika sudah dewasa.

Benar saja, suatu ketika datanglah raksasa dengan tubuh besar menagih janji Mbok Rondo. 

"Hai, Mbok Rondo keluarlah! aku ingin menagih janjimu!" kata raksasa dengan garang. Gemetarlah seluruh tubuh Mbok Rondo mendengar suara raksasa. Dengan suara lirih, berbisiklah Mbok Rondo kepada Timun Mas agar segera sembunyi di kolong tempat tidur.

Dengan perasaan takut, keluarlah Mbok Rondo menemui raksasa. "Aku tahu kedatanganmu untuk mengambil Timun Mas. Tetapi tunggulah dua tahun lagi karena saat ini masih belum dewasa benar. Tentu kurang puas dan lezat jika kau santap" pinta Mbok Rondo. 

"Benar juga katamu Mbok Rondo. Aku akan kembali dua tahun lagi", raksasa tertawa sambil berlalu.

Mbok Rondo menarik nafas lega. Kemudian, ia masuk ke rumah dan menghampiri Timun Mas. "Anakku, keluarlah sekarang sudah aman." katanya. 

Timun Mas kemudian memeluk Mbok Rondo dengan sangat erat.

Akhirnya, dua tahun kemudian telah tiba. Pada suatu malam, Mbok Rondo kembali bermimpi. Ia di datangi raksasa untuk meminta kembali Timun Mas. 

Timun Mas pun merasa sedih dan ia tidak ingin Mbok Rondo mengembalikannya ke sang raksasa. Akhirnya mereka berdua berpikir dan mencari cara agar Timun Mas bisa bebas dari sang raksasa. Di hari Timun Mas harus dikembalikan, tiba-tiba Mbok Rondo terbersit sebuah cara agar lolos.

Sebelum rakasasa itu datang kembali, Mbok Rondo memikirkan bagaimana cara agar anaknya bisa terbebaskan. Paginya, Mbok Rondo bertemu seorang pertama di gunung, ia adalah teman suaminya yang sudah meninggal. Sesampainya di sana, Mbok Rondo langsung menceritakan soal kondisinya dan ia ingin mengusir raksasa itu. Sang pertapa itu memberikan Mbok Rondo empat bungkusan kecil. Katanya, bungkusan-bungkusan ini berisi biji timun, jarum, garam, dan terasi. Sang pertapa menyuruhnya memberikan empat bungkusan ini pada anaknya dan jika sang raksasa mengejarnya, sebarkan isi bungkusan-bungkusan ini.

Setelah itu, Mbok Rondo pun pulang dengan perasaan sedikit lega, setidaknya ia sekarang sudah memiliki rencana. Beberapa hari kemudian, raksasa ini datang kembali untuk menjemput Timun Mas. Mbok Rondo dan Timun Mas pun berdiri berdampingan tanpa rasa takut. Timun Mas tiba-tiba berlari sekencang-kencangnya dan raksasa itu mengejarnya. 

Setelah berlari cukup jauh Timun Mas menaburkan biji yang diberikan ibunya. Sungguh ajaib, hutan di sekelilingnya tiba-tiba berubah menjadi ladang timun. Dalam sekejap, batang timun tersebut menjalar dan melilit seluruh tubuh raksasa itu. Namun, raksasa itu mampu melepaskan diri dan kembali mengejar Timun Mas.

Timun Emas pun segera melemparkan bungkusan yang berisi jarum. Dalam sekejap, jarum-jarum berubah menjadi banyak pohon bambu yang tinggi dan runcing. Namun, raksasa itu mampu melewatinya dan terus mengejar Timun Mas, walau berdarah-darah karena tertusuk bambu tersebut.

Melihat usahanya belum berhasil, Timun Mas membuka bungkusan ketiga yang berisi garam lalu menebarkannya. Seketika itu pula, hutan yang telah dilewatinya tiba-tiba berubah menjadi lautan luas dan dalam, namun raksasa itu tetap berhasil melaluinya dengan mudah. Timun Emas pun cemas, karena senjatanya hanya tersisa satu. Jika senjata tersebut tidak berhasil melumpuhkan raksasa itu, maka raksasa itu akan berhasil menangkap dan memakannya.

Dengan harapan untuk selamat yang sangat besar, Timun Mas pun melemparkan bungkusan terakhir yang berisi terasi. Seketika tempat jatuhnya terasi itu tiba-tiba berubah menjadi lautan lumpur yang mendidih. Raksasa itu pun terkalahkan karena tercebur ke dalam lautan lumpur dan ia tewas dengan sangat cepat.

Melihat itu, Timun Mas langsung berlari menuju ke rumahnya untuk bertemu dengan ibunya. Melihat anaknya selamat, Mbok Rondo pun langsung berucap syukur kepada Tuhan dan sejak itu, Mbok Rondo dan Timun Mas hidup berbahagia.


Demikian kisah Timun Mas, sebuah cerita  rakyat dari Jawa Tengah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar