Punakawan merupakan empat tokoh utama dalam cerita pewayangan Jawa yang dikenal sebagai pelayan atau pendamping para ksatria Pandawa. Mereka adalah Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong. Sosok-sosok ini tidak hanya sekadar tokoh penghibur dalam pewayangan, tetapi juga memiliki makna filosofis dan mendalam dalam kebudayaan Jawa. Tokoh-tokoh Punakawan diciptakan sebagai sosok rakyat biasa yang bijaksana dan memiliki hubungan dekat dengan dewa atau tokoh utama dalam pewayangan, mencerminkan nilai-nilai luhur dalam ajaran moral dan spiritual.
Tampilkan postingan dengan label BUDAYA. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label BUDAYA. Tampilkan semua postingan
Sabtu, 26 Oktober 2024
Rabu, 13 September 2023
RABU WEKASAN
Rabu Wekasan merupakan sebuah tradisi perayaan Rabu terakhir bulan Safar yang masih dilakukan oleh sebagian muslim Indonesia di beberapa daerah. Di tahun ini, Rebo Wekasan jatuh pada Rabu (13/09/2023) atau 27 Safar 1445 Hijriyah.
Dalam kehidupan masyarakat Indonesia pada momen Rebo Wekasan ada sebuah mitos yang menyebut sebagai hari sial. Untuk itu, sejumlah masyarakat melaksanakan ibadah atau ritual tertentu sebagai upaya menolak bala/ kesialan saat Rebo Wekasan.Minggu, 02 April 2023
TRADISI INGKUNGAN MALAM SELIKURAN RAMADAN
Malam selikuran merupakan tradisi unik yang digelar dalam rangka menyambut datangnya lailatulqadardi Keraton Surakarta. Bagi umat Islam, lailatur qadar adalah momen yang dinantikan saat berpuasa karena disebut lebih mulia dari seribu bulan, yang jatuh pada malam-malam ganjil di 20 hari terakhir bulan Ramadan.
Tradisi Malam Selikuran digelar pada 20 Ramadan atau malam 21 Ramadan setiap tahunnya. Awalnya, ritual ini dikembangkan oleh Sultan Agung. Namun dalam perjalanannya sempat mengalami pasang surut. Di masa pemerintahan Pakubuwana IX, tradisi ini dihidupkan kembali dan mengalami puncaknya di masa Pakubuwana X.
Saat itu malam selikuran dilakukan dengan mengarak tumpeng yang diiringi lampu ting atau pelita dari Keraton menuju Masjid Agung Surakarta. Lampu ting menjadi simbol dari obor yang dibawa para sahabat ketika menjemput Rasulullah SAW usai menerima wahyu di Jabal Nur.
Dalam malam selikuran, nasi tumpeng yang dibawa abdi dalem berjumlah seribu. Jumlah tersebut melambangkan pahala setara seribu bulan. Berisi nasi gurih yang dibentuk tumpeng kecil dan dilengkapi dengan kedelai hitam, rambak, mentimun, dan cabai hijau lalu dimasukkan ke dalam wadah dari besi dan kuningan. Kemudian nasi tumpeng yang diarak-arak oleh para abdi dalem ini didoakan oleh pemuka agama. Selepas prosesi tersebut, rombongan menuju titik terakhir di Taman Sriwedari.
Hingga saat ini, tradisi malam selikuran masih dilakukan. Hanya saja rute kirabnya dipersingkat sampai Masjid Agung saja.
Sementara itu, di wilayah Kabupaten Wonogiri tradisi malam selikuran masih dipegang teguh sebagai salah satu tradisi. Di beberapa wilayah bahkan menyelenggaran ritual dengan menyajikan aneka masakan khas menu orang Jawa. Diantaranya membuat ingkung atau memasak ayam kampung utuh lengkap dengan nasi uduk yang gurih.
Sajian ingkung dan nasi uduk nantinya akan dikumpulkan di rumah tetua adat untuk diberikan doa kemudian di bagi kepada seluruh warga kampung.
PUASA KEJAWEN SARANA PENYUCIAN JIWA
Puasa Orang Jawa memiliki makna yang dalam bagi masyarakat Jawa. Selain sebagai kewajiban sebagai umat Muslim, puasa ini juga dianggap sebagai waktu untuk membersihkan diri dari dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan selama setahun sebelumnya. Selain itu, Puasa Orang Jawa juga dianggap sebagai waktu untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT serta memperkuat hubungan dengan sesama manusia dan lingkungan sekitar.
Selasa, 21 Maret 2023
TRADISI MEGENGAN JELANG BULAN PUASA RAMADAN
Megengan adalah sebuah tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Jawa sebagai bagian dari persiapan menyambut bulan Ramadhan. Megengan sendiri berasal dari kata "mangan" yang dalam bahasa Jawa berarti makan.
Tradisi megengan biasanya dilakukan pada hari terakhir bulan Sya'ban, yaitu bulan sebelum Ramadhan. Pada hari tersebut, masyarakat Jawa biasanya mengadakan acara makan bersama dengan sajian-sajian khas, seperti nasi liwet, ayam goreng, tempe goreng, dan lain sebagainya.
TRADISI PADUSAN JELANG RAMADHAN
Padusan adalah tradisi mandi besar yang dilakukan sebelum memasuki bulan Ramadhan. Tradisi padusan ini biasanya dilakukan oleh masyarakat Jawa, terutama di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Rabu, 25 Januari 2023
RUTE GERILYA PANGLIMA BESAR JENDERAL SUDIRMAN DI KABUPATEN WONOGIRI
Sabtu, 24 Desember 2022
Makna Adigang Adigung Adiguna Dalam Falsafah Jawa
Makna adigang, adigung, adiguna adalah pesan adalam pepatah Jawa yang berarti agar manusia tidak sombong meskipun memiliki kelebihan kekuatan, kekuasaan, harta benda, dan kepandaian ilmu.
Aja Adigang yaitu janganlah dimabukkan dan termabukkan oleh kekuasaan, kedudukan, kekuatan, dan kewenangan.
Jumat, 24 April 2020
Budaya Jawa; Ajaran Pituduh Tentang Ketuhanan Dalam Masyarakat Jawa (Bagian 11)
Pituduh Ajaran Tentang Ketuhanan Bagi Masyarakat Jawa |
Lanjutan PITUDUH
Ajaran tentang Ketuhanan Bagi Masyarakat Jawa
Titah alus iku ora bisa dadi manungsa lamun manungsa dhewe ora darbe panyuwun marang Pangeran supaya titah alus mau ngejawantah
(Makhluk halus itu tidak dapat menjadi manusia, apabila manusia itu sendiri tidak memohon pada Tuhan (tidak menghendaki) agar makhluk halus itu mewujud)
Senin, 27 Januari 2020
MAKNA TEMBANG GUNDUL - GUNDUL PACUL
Makna Tembang Gundul - Gundul Pacul |
Tembang Gundul-Gundul Pacul sangat akrab di telinga masyarakat jawa terutama anak-anak kalangan rakyat biasa. Dibalik syair yang sederhana ternyata menyimpan makna mendalam yang ditujukan bagi para pejabat atau penguasa.
Konon tembang ini diciptakan oleh Sunan Kalijaga ratusan tahun yang lalu.
Gundul Gundul Pacul Cul Gembelengan
Nyunggi - Nyunggi Wakul Kul Gembelengan Wakul Ngglimpang Segane Dadi Sak Latar
Wakul Ngglimpang Segane Dadi Sak latar
Minggu, 08 Desember 2019
MISTERI RAMALAN JAYABAYA YANG TERBUKTI BENAR (7)
Misteri Ramalan Jayabaya Terbukti Benar |
- Wong wadon ilang kawirangane (Perempuan hilang rasa malunya) Fenomena dalam ralaman Jayabaya tentang perempuan kali ini begitu tepat. Era keterbukaan saat ini menyajikan suatu fenomena banyak yang hilang rasa malunya. Apalagi dengan adanya media sosial semakin memudahkan mereka kaum perempuan menunjukkan sesuatu yang seharusnya bukan untuk konsumsi publik.
MISTERI RAMALAN JAYABAYA YANG TERBUKTI BENAR (6)
Berikut adalah ramalan Jangka Jayabaya yang terbukti benar (Bagian 6) :
- Ngumbar nafsu angkara murka, nggedhekake duraka (Mengumbar nafsu angkara murka, mengedepankan durhaka/keburukan) Ramalan Jayabaya ini sangat tepat menggambarkan fenomena yang terjadi di negara kita.
Rabu, 04 Desember 2019
MISTERI RAMALAN JAYABAYA YANG TERBUKTI BENAR (5)
Kelakuan aneh manusia di era milenial sesuai Ramalan Jayabaya |
- Akeh Pangkat Sing Jahat Lan Ganjil (Banyak jabatan untuk berbuat jahat dan tidak lazim) Ramalan Jayabaya ini mungkin berkaitan dengan birokrasi yang masih belum ideal. Banyak sekali jabatan yang hanya sekedar mengakomodir kelompok kepentingan bukan atas dasar kebutuhan suatu pemerintahan. Sangat fenomenal sekali ramalan Jayabaya terkait dengan situasi birokrasi kita. Sangat tepat dan jenius.
MISTERI RAMALAN JAYABAYA YANG TERBUKTI BENAR (4)
Semadi Perenungan Diri Ramalan Jayabaya |
- Lali Kamanungsan (Lupa jati diri kemanusiaan)Banyak sifat manusia era modern ini melupakan jati dirinya sebagai makhluk Tuhan yang paling mulia sekaligus lemah. Mungkin karena sifat sombong dengan kemajuan teknologi dan pengetahuan yang menjadikan seakan manusia memiliki kekuasaan atas segalanya. Inilah ramalan Jayabaya yang begitu cerdas menggambarkan fenomena kehidupan.
Selasa, 03 Desember 2019
MISTERI RAMALAN JAYABAYA YANG TERBUKTI BENAR (3)
Semadi Perenungan Diri Ramalan Jayabaya |
- Akeh janji ora ditetepi (Banyak janji yang diabaikan / tidak ditepati)Era yang serba tidak menentu ini, banyak sekali janji yang pernah diucapkan tidak ditepati. Banyak sisi kehidupan manusia dengan berbagai profesi melanggar janjinya. Mulai seorang kekasih pada pasangannya, seorang politisi dengan janji politiknya, pejabat dengan janji jabatannya, rekan bisnis dengan mitra kerjanya dan masih banyak lagi.
MISTERI RAMALAN JAYABAYA YANG TERBUKTI BENAR (2)
Semadi Perenungan Diri Ramalan Jayabaya |
Berikut adalah ramalan Jangka Jayabaya yang terbukti benar (Bagian 2) :
- Bumi saya suwe saya mengkeret (Bumi semakin lama semakin mengecil)Kemajuan teknologi memungkinkan orang semakin mudah dalam berkomunikasi. Hal ini juga yang menyebabkan ruang, jarak dan waktu semakin dekat dan singkat. Mungkin inilah gambaran sang pujangga yang meramalkan bahwa bumi semakin mengecil karena tidak ada lagi jarak yang menjadi penghalang sehingga seakan bumi semakin kecil.
Minggu, 01 Desember 2019
MISTERI GUNUNG PEGAT WONOGIRI
Gunung Pegat Wonogiri |
Banyak sekali tempat misterius yang ada di Kabupaten Wonogiri. Sebagian besar berupa petilasan tokoh yang dikenal memiliki kesaktian. Ada juga tempat yang memang dikenal angker dengan bumbu cerita mitos. Selain itu, faktanya sebagian masyarakat sangat percaya alam gaib itu ada.
Kamis, 14 November 2019
Selasa, 29 Oktober 2019
Langganan:
Postingan (Atom)