Pituduh Ajaran Ketuhanan Masyarakat Jawa |
Lanjutan PITUDUH
Ajaran Tentang Ketuhanan Masyarakat Jawa
Ajaran Tentang Ketuhanan Masyarakat Jawa
Pangeran iku ora sare
(Tuhan Tidak Tidur/ Tuhan Maha Tahu Segalanya)
Jangkauan Tuhan pada makhluknya tidak terhingga. Apapun yang
dikerjakan, baik dan buruk meskipun masih dalam hati berupa niat, Tuhan akan
mengetahuinya. Diibaratkan Tuhan senantiasa terjaga, tidak akan terlena
sedikitpun, mengetahui setiap detil tentang perbuatan makhluk-Nya. Sebagai
manusia, kita harus berhati-hati dalam bertindak mulai dari niat yang paling
awal, jagalah senantiasa tidak akan melanggar dari norma Tuhan.
Beda beda panduming dumadi
(Berbeda-beda pemberian Tuhan pada ciptaan-Nya)
Keadilan Tuhan bukan diartikan bahwa yang diberikan kepada
makhluk ciptaan-Nya sama, karena adil memang tidak harus sama. Perbedaan
pemberian Tuhan pada ciptaan-Nya, sebagai bentuk mewujudkan keselarasan dalam
kehidupan. Ada yang ditakdirkan miskin, kaya dengan berbagai pekerjaan, itu
semua akan menciptakan harmonisasi dalam kehidupan.
Pasrah marang Pangeran iku ora ateges ora gelem nyambut
gawe, nanging percaya yen Pangeran Maha Kuwasa. Dene kasil orane apa kang kita
tuju kuwi saka kersaning Pangeran
(Berserah diri kepada Tuhan bukan berarti tidak mau berusaha
bekerja, melainkan percaya bahwa Tuhan Maka Kuasa. Sedang berhail tidaknya apa
yang kita lakukan adalah atas kehendak
Tuhan)
Konsep berserah diri kepada kekuasaan Tuhan bukan berarti
kita menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya tanpa berbuat dan berusaha. Akan
tetapi kita berusaha dengan sekuat tenaga dengan keyakinan apa yang kita
usahakan akan mendapat berkah dari Tuhan. Begitupun hasil yang didapat
sepenuhnya merupakan kehendak-Nya, baik sesuai maupun tidak sesuai dengan
keinginan kita. Karena boleh jadi, hasil tidak sesuai itu merupakan yang
takdir terbaik untuk diri kita. Dan yakinkan pada diri kita, apabila kita tetap
bersyukur terhadap kehendak-Nya, Tuhan akan memudahkan segala urusan kita.
Pangeran nitahake
sira iku lantaran biyungira, mula kudu ngurmat biyungira
(Tuhan menciptakan engkau itu melalui ibumu. Oleh karena
itu, hormatilah ibumu)
Tuhan tidak menciptakan kita begitu saja, tetapi melalui
proses yang cukup panjang. Yaitu melalui bapak dan ibu. Dan posisi ibulah, yang
mengandung selama 9 bulan dan melahirkan dengan resiko hidup dan mati. Hingga terus
merawat bayi yang lemah menjadi diri kita sekarang. Karena itu, hormatilah ibu
dan juga bapak-mu.
Bersambung...
Sumber : Buku Butir-Butir Budaya Jawa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar