Pituduh Ajaran Tentang Ketuhanan Bagi Masyarakat Jawa |
Lanjutan PITUDUH
Ajaran tentang Ketuhanan Bagi Masyarakat Jawa
Pangeran iku kuwasa tanpa piranti, mula saka kuwi aja darbe
pengira yen manungsa iku bisa dadi wakiling Pangeran
(Tuhan itu berkuasa tanpa menggunakan alat pelengkap apapun;
oleh karena itu jangan beranggapan bahwa manusia itu dapat mewakili Tuhan)
Tuhan itu memiliki sifat berdiri dengan sendirinya, yang
memiliki arti dalam melaksanakan kekuasaan-Nya tanpa perlu menggunakan bantuan
dari apapun dan siapapun. Tuhan begitu kuasanya sehingga janganlah manusia
memiliki anggapan Tuhan perlu bantuan kita, dengan memberanikan diri menjadi
wakil Tuhan.
Pangeran iku kuwasa, dene manungsa iku bisa
(Tuhan itu berkuasa sedangkan manusia hanyalah mampu saja)
Tuhan memiliki sifat Maha Kuasa. Dengan kekuasaannya mampu
menciptakan alam jagad raya beserta isinya. Mengatur segala kehidupan yang ada,
sungguh kekuasaan yang sangat luar biasa dengan segala rahasia yang tidak akan
mampu dipecahkan dengan akal manusia. Sedangkan manusia hanyalah makhluk-Nya
dengan setetes pengetahuan yang diberikan. Sehingga janganlah manusia menjadi
sombong terhadap kemajuan ilmu pengetahuan yang telah dicapai. Karena
sesungguhnya manusia tidak memiliki kekuasaan hanya kemampuan terbatas saja.
Pangeran iku bisa ngowahi kahanan apa wae tan kena kinaya
ngapa
(Tuhan dapat mengubah segala-galanya tanpa mungkin dapat
diperkirakan manusia)
Tuhan sekali lagi mampu merubah segala yang ada di alam
jagad raya yang sangat luas. Kita sebenarnya hanya berada di bumi yang
merupakan bagian dari sistem tata surya. Sedangkan tata surya merupakan bagian
dari galaksi Bima Sakti yang jauh lebih luas lagi. Karenanya betapa sangat
sangat kecilnya kita manusia. Oleh karena itu, Tuhan mampu mengubah alam jagad
raya yang tidak akan mungkin mampu diperkirakan oleh manusia.
Watu kayu iku darbe dating Pangeran, nanging dudu Pangeran
(Batu dan kayu itu memiliki zat Tuhan, akan tetapi bukan
Tuhan)
Bebatuan dan tumbuhan kayu diciptakan Tuhan sehingga
memiliki zat dari Tuhan. Akan tetapi janganlah menganggap bahwa batu dan kayu
itu Tuhan, karena jelas sudah bahwa keduanya hanya memiliki zat dari Tuhan
saja.
Manungsa iku bisa kadunungan dating Pangeran, nanging aja
darbe pangira yen manungsa mau bisa diarani Pangeran
(Manusia itu dapat mempunyai zat Tuhan, namun jangan
beranggapan bahwa dengan demikian itu dapat disebut Tuhan)
Manusia hanyalah ciptaan dari Tuhan yang berasal dari tanah.
Dalam diri manusia memang memiliki zat dari Tuhan, akan tetapi janganlah
beranggapan bahwa dengan memiliki zat inilah manusia merasa memiliki kekuasaan
dan berani menyebut diri sebagai Tuhan.
(Sumber : Buku Butir-Butir Budaya Jawa)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar