|
Pituduh Ajaran Tentang Ketuhanan Bagi Masyarakat Jawa |
Lanjutan PITUDUH
Ajaran tentang Ketuhanan Bagi Masyarakat Jawa
Titah alus dan titah kasat mata iku kabeh saka Pangeran,
mula aja nyembah titah alus nanging aja ngina titah alus.
(Baik makhluk halus dan makhluk yang tampak, semuanya
ciptaan Tuhan. Oleh karena itu jangan menyembah makhluk halus tetapi jangan
pula menghinanya)
Ciptaan Tuhan itu meliputi semua makhluk, baik yang tidak tampak
mata atau makhluk halus maupun makhluk yang terlihat mata manusia biasa. Oleh
karena itu, janganlah manusia menjadikan makhluk halus itu sesembahan karena ia
hanyalah sama-sama ciptaan Tuhan. Begitu juga sebaliknya, jangan pula menghina
makhluk halus karena ia juga ciptaan Tuhan.
Samubarang kang katon iku kalebu titah kasat mata, dene
liyane kalebu titah alus.
(Segala yang dapat dilihat merupakan ciptaan Tuhan yang tampak,
sedang lainnya merupakan makhluk halus)
Makhluk ciptaan Tuhan selain yang tampak oleh mata ada juga
yang tidak kasat mata. Makhluk yang tampak seperti biasa yang terlihat oleh
manusia dalam keseharian. Sedangkan yang tidak kasat mata, memang benar adanya dan
itu merupakan makhluk halus.
Pangeran iku menangake manungsa senajan kaya ngapa.
(Tuhan itu akan memenangkan manusia bagaimanapun juga)
Manusia harus yakin bahwa Tuhan akan memenangkan/
mengunggulkan manusia dibanding dengan makhluk lainnya. Meskipun makhluk lain
itu punya kelebihan dibanding manusia. Akan tetapi sudah menjadi ketetapan
Tuhan bahwa manusia merupakan makhluk paling utama.
Pangeran maringi kawruh marang manungsa bab anane titah alus
mau
(Tuhan memberi pengetahuan kepada manusia tentang adanya
makhluk halus itu)
Manusia diberi pengetahuan untuk mengetahui keberadaan semua
makhluk termasuk makhluk yang tidak kasat mata. Memang tidak semua manusia yang
mendapat anugerah bisa mengetahuinya. Oleh karena itu, manusia yang tidak mampu
mengetahuinya janganlah meremehkan orang yang benar-benar mengetahui keberadaan
makhluk halus.
Bersambung....
(Sumber : Buku Butir-Butir Budaya Jawa)