Selasa, 15 November 2016

TEMPAT SELFIE TERBAIK DI KABUPATEN WONOGIRI Omah Jungkir Tawarkan Sensasi Selfie Unik

omah jungkir
Omah Jungkir Obyek Wisata Waduk Gajah Mungkur Wonogiri



Satu lagi tempat selfie terbaik yang ada di Kabupaten Wonogiri yaitu Omah Jungkir di Obyek Wisata Waduk Gajah Mungkur Wonogiri. Wahana tergolong baru di WGM menawarkan satu sensasi mengabadikan pose yang tergolong unik, seakan-akan dunia telah terbalik tanpa gravitasi. 

Senin, 14 November 2016

MASJID TIBAN WONOKERSO : Masjid Tiban Tertua Di Kabupaten Wonogiri

Masjid Tiban Wonokerso
Masjid Tiban Wonokerso Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri


Jejak sejarah perkembangan agama Islam di nusantara dimulai dari runtuhnya kerajaan-kerajaan bercorak Hindu maupun Budha. Jejak ini tersebar di berbagai wilayah di Indonesia, tidak terkecuali yang ada di Kabupaten Wonogiri Provinsi Jawa Tengah.
Ada satu situs bersejarah peradaban Islam yang masih terjaga kelestariannya hingga sekarang yaitu Masjid Tiban Wonokerso. Masjid tertua di Kabupaten Wonogiri bahkan di Jawa Tengah ini berada di Dusun Wonokerso Desa Sendangrejo Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri.  Jarak dengan Kota Wonogiri kurang lebih 35 Km atau setengah jam perjalanan dengan kendaraan bermotor. 

Kamis, 03 November 2016

WISATA ALAM KAHYANGAN DLEPIH KECAMATAN TIRTOMOYO KABUPATEN WONOGIRI: Wahana Spiritual Dalam Menggapai Tujuan Dan Cita-Cita

Kahyangan Tirtomoyo
Wisata Alam Kahyangan Dlepih Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri



Kabupaten Wonogiri merupakan salah satu tempat yang terpilih Raja - Raja Jawa dalam mengasah kemampuan spiritual, mendekatkan diri kepada Sang Khalik sekaligus upaya meraih impian dan cita-cita. Banyak petilasan di Kabupaten Wonogiri yang dahulu digunakan sebagai tempat bersemadi, dari pegunungan, goa, kawasan Pantai hingga hutan belantara. 
Salah satu legenda wahana spiritual yang terkenal adalah di Obyek Wisata Alam Kahyangan yang berada di Desa Dlepih Kecamatan Tirotomoyo. Letak wisata Kahyangan berada di ujung tenggara Kabupaten Wonogiri dengan jarak dari Kota Wonogiri kurang lebih 40 km. Akses jalan cukup memadai yang dapat dilalui kendaraan roda empat hingga lokasi tujuan. 
Wisata Alam Kahyangan menyajikan satu suasana alam bukit dengan pepohonan besar menjulang dilengkapi mata air yang membentuk aliran sungai yang cukup deras.
Gemericik arus dari mata air Kahyangan menciptakan alunan suara alam yang menentramkan hati. Mungkin karena suasana inilah, Kahyangan dipilih sebagai tempat ideal untuk bersemadi seraya mendekatkan diri pada Illahi.
Menurut legenda yang ada, dahulu kala Kahyangan merupakan tempat Panembahan Senopati, seorang pembesar di Mataram bersemadi atau bertapa dengan satu keinginan menjadi seorang Raja. Setelah bertapa selama beberapa waktu, Panembahan Senopati akhirnya bisa menjalin sebuah komunikasi dengan makhluk penguasa Laut Selatan yang dikenal Kanjeng Ratu Kidul untuk membantu mewujudkan cita-citanya menjadi Raja Mataram. Sejarah membuktikan bahwa setelah bersemadi di Kahyangan, Panembahan Senopati berhasil memegang tampuk pimpinan sebagai Raja Mataram Pertama tanpa ada pertumpahan darah sedikitpun.

Sabtu, 29 Oktober 2016

RUWATAN MASAL DI OBYEK WISATA WADUK GAJAH MUNGKUR WONOGIRI : Sebuah Prosesi Spiritual Menghilangkan Sukerta Dalam Tradisi Jawa

Ruwatan Masal Waduk Gajah Mungkur
Ruwatan Massal Di Obyek Wisata Waduk Gajah Mungkur Wonogiri


Tradisi Ruwatan merupakan prosesi spiritual dalam adat Jawa yang bertujuan menghilangkan pengaruh buruk suatu keadaan atau peristiwa yang pernah di alami oleh manusia (sedang mengalami sukerta/kesusahan). Dalam budaya Jawa ada suatu kepercayaan bahwa manusia yang sedang mengalami sukerta nantinya akan menjadi santapan raksasa buruk rupa yang disebut Bathara Kala.Untuk membebaskan pengaruh sukerta ini masyarakat Jawa melakukan prosesi Ruwatan. 

Ruwatan sebenarnya dapat dilakukan sendiri atau sebuah keluarga dengan menyiapkan kelengkapan prosesi. Prosesi Ruwatan dilakukan oleh seorang Dalang Sepuh yang sudah memiliki kemampuan spiritual sebagai seorang pengruwat. Dalang Pengruwat akan mementaskan Wayang Kulit yang bercerita tentang Murwakala atau kisah Bathara Kala dengan segala kelakuan nafsu angkaranya. Bagi masyarakat biasa untuk melaksanakan tradisi Ruwatan membutuhkan biaya tidak sedikit. Beban biaya penyelengaraan ini yang menjadi kendala utama pelestarian tradisi turun temurun ini.